Jumat, 25 September 2009

SURAT ALFATIHAH TAFSIR AL QURAN


TAFSIR AL-QUR’AN

DIRINGKAS DAN DITERJEMAHKAN
DARI TAFSIR TERLENGKAP BERBAHASA SUNDA

SURAT AL-FATIHAH (PEMBUKAAN)
MAKKIYAH, 7 AYAT, SURAH YANG PERTAMA KALI DITURUNKAN SECARA LENGKAP



1. BISMILLAHIR RAHMAANIR RAHIIM

( ---*** DENGAN MENYEBUT NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG -- )

Dalam ayat 1 diatas ada kata : ALLAH ? Apa dan siapa Allah itu ? Menurut para ilmuwan dan cendekiawan muslim bahwa alam dunia berikut segala isinya itu pasti ada yang membuatnya. Mahluk insani, yaitu manusia, mahluk hayawani atau fauna yaitu hewan/binatang, mahluk nabati atau flora yaitu tumbuh2 an, yang ada di alam dunia ini, yang tiada terhingga banyaknya itu, oleh siapa dibuatnya ? Untuk gampangnya, missal : Manusia dibuat oleh manusia, ayam dibuat oleh ayam, dst ?

Bila kita terus meneliti akhirnya akan ditemukan bahwa segala sesuatu akan serba tunggal. Untuk sementara jawaban missal diatas dianggap benar : satu milyar ayam dibuat oleh satujuta ayam, satu juta ayam dibuat oleh seribu ayam, seribu ayam dibuat oleh seratus ayam, seratus ayam dibuat oleh sepuluh ayam, dan sepuluh ayam dibuat oleh seekor ayam. Yang seekor ayam dibuat oleh apa atau oleh siapa ? Bila jawabannya : dibuat oleh alam ? Alam dibuat oleh siapa ?
Demikian pula milyaran manusia ? Milyaran tumbuh2 an ? Menurut orang beriman : alam itu sesama mahluk, jadi alam beserta isinya adalah sesama mahluk ciptaan Al Khaliq, Allah Yang Maha Kuasa, yaitu Allah Yang Maha Esa


2. ALHAMDU LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN

( --- *** SEGALA PUJI BAGI ALLAH, TUHAN SELURUH ALAM --- )

Dalam ayat 2 diatas ada dua-kata : PUJI dan ALAM ? Kita bahas dulu bab PUJI

Surat Al-Fatihah bila dalam surat bisa diibaratkan : perihal isi surat, jadi segala yang tercantum dalam Al-Qur’an, sudah termuat dalam surat Al-Fatihah, karena itu biasa disebut : Ummul Qur’an

Bila ayat 2 : alhamdulillahi rabbil ‘aalamin, ditelaah, maka pengertiannya sangat luas. Dalam beberapa ayat, seperti: surat Al Baqarah ayat 29, surat Al-Mu’minun ayat 86 juz 18, dan surat Al-Mulk ayat 3 juz 29, ternyata ciptaan Allah itu secara hakiki ada tujuh langit, yang benar2 ada tujuh langit, dan secara majazi langit itu tak terhingga banyaknya.

Di antara langit2 yang tujuh itu ada langit ‘Alam Syahadah. Dibawah alam syahadah diisi bintang jarah yang tak terhingga banyaknya. Menurut ilmuwan pertama menyebutkan ada 18.000 bintang jarah, kemudian berubah katanya ada 100.000. Sejalan dengan perubahan kemajuan ilmu pengetahuan, katanya berubah lagi, bukan 100.000 tapi 500.000.000.000 (500 milyar), dan penemuan akhir katanya dibawah langit ada 100.000.000.000 (100 milyar ) galaksi (kumpulan bintang jarah), diantaranya Galaksi Kabut Susu yang diisi 100.000.000 (100 juta ) bintang jarah, termasuk: matahari, planit dan satelit. Bila seluruh galaksi sama isinya, coba hitung berapa jumlah bintang jarah dibawah langit alam syahadah ?

Salah satu bintang jarah, yaitu Bumi/dunia tempat kita berada. Bumi ini termasuk golongan planit kecil, luasnya 500.000.000 (500 juta ) km2. Matahari yang berada dalam tatasurya besarnya kira2 1.300.000 (1,3 juta ) kali bumi atau seluas 650.000.000.000.000 ( 650 trilyun ) km2.

Itu semua adalah ciptaan Allah SWT. Allah tidak memerlukan bantuan siapapun dalam menciptakan itu semua, karena cukup dengan mengucapkan : Kun = jadi , Fayakun = jadilah saat itu juga.

Coba , seandainya seluruh professor dan dokter, dari seluruh dunia dikumpulkan, kemudian diminta bersama-sama untuk menciptakan sebuah telor piit (piit sejenis burung yang terkecil) atau diminta menciptakan sebutir padi ? Apakah mereka bisa ?
Jawabnya pasti mustahil ? Karena itu bila kita jadi seorang sarjana, hati-hati jangan ujub diya / ingin dipuji sebagai orang pintar ? , Tidak seorangpun yang dapat melebihi kepintaran Allah SWT. Alhamdulillahi robbil’aalamiin ( Segala Puji hanya bagi Allah) .Begitu juga bila kita menjadi orang kaya ? ,Begitu juga bila kita jadi orang kuat ?, Jangan mengharap pujian karena segala puji hanya bagi Allah swt.

KINI KITA BAHAS BAB ALAM;
Pada garis besarnya ALAM itu ada 4 (empat), yaitu alam Ruh, Alam Dunia, Alam Barzakh/kubur dan Alam Akhirat.

(A). ALAM RUH =
Seperti alam proyeksi, bila kita ada rencana membuat rumah, sejak awal sudah ada gambarannya dalam pikiran, bagaimana atapnya, menghadap kemana, berapa kamarnya, berapa pintunya,berapa jendelanya, dst. Menurut penglihatan mata batin seolah-olah rumah itu sudah ada. Bahkan zaman sekarang bisa berwujud gambar atau maket, bangunan mini tiga dimensi. Kesemua itu hanya merupakan bentuk ghaibah belum sampai bentuk syahadah/nyata. Bentuk ghaibah segala mahluk yang bakal lahir ke alam syahadah/nyata, sudah ada di alam ruh.

(B). ALAM DUNIA =
yaitu alam nyata atau alam syahadah yang fana (tidak kekal), yang pasti berakhir di hari kiamat. Alam dunia ini adalah alam amal, selama kita hidup, kita harus sungguh2 mengumpulkan amal, sebagai bekal dialam akhirat yang kekal abadi. Amal kita di dunia ini relatip pendek waktunya dibandung hidup di akhirat nanti. Karena itu orang yang hidup tanpa mengikuti petunjuk Allah swt, maka akan menerima pembalasan neraka jahanam. Sedangkan siapapun yang mengikuti petunjuk-Nya akan menerima pembalasan surga. Siapapun yang hidup di dunia pasti akan mengalami perpisahan raga dan ruh, bergantian pulang ke alam barzakh, yang disebut wafat atau kiamat kubro. Pada suatu saat yang ditetapkan Allah swt pasti ada kejadian luar biasa, bumi berputar dan berguncang, gunung2 saling meledak, alam dunia gelap gulita, langit mencair laksana perak dilebur. Inilah kiamat kubro.

APA BENAR AKAN ADA KIAMAT KUBRO?
Menurut para ilmuwan barat, polusi atau kotoran asap, yang keluar dari jutaan corong2 pabrik, dari jutaan knalpot mobil, dari jet2 di angkasa, dst, semua malayang ke atas dan berkumpul menjelma laksana awan . Lama-kelamaan sang awan itu makin menebal, laksana batas antara udara lapisan atas dan lapisan bawah. Akibatnya sinar matahari tidak dapat tembus menerangi alam dunia. Akibatnya akan terjadi dua kejadian yang saling bertentangan dan mendatangkan permasalahan dunia,yaitu :
1. Udara alam dunia akan sangat dingin luar biasa sehingga segala mahluk hidup dialam dunia akan mati, laksana ikan didalam lemari es, atau

2. Ruang udara akan semakin mengecil rapat, terdesak oleh lapisan polusi, sehingga berakibat akan terjadi panas luar biasa. Akibatnya udara panas, gunung es di kutub utara dan selatan akan mencair jadi ‘gletser, yang menimbulkan banjir besar, sehingga daratan akan berubah jadi lautan, segala mahluk hidup akan menemui hari akhir, laksana banjir besar dizaman Nabi Nuh.

(C). ALAM BARZAKH ATAU ALAM KUBUR =
Dari uraian teori ilmuwan diatas , maka jelas kiamat kubro akan terjadi. Sesudah kiamat kubro, seluruh umat manusia berpindah kea lam barzakh atau alam kubur, sampai dibangunkan di yaumal-ba’ats. Seluruh mayat, walau hanya tinggal tulang-belulang, bahkan telah menjadi tanah, atas kuasa dan kehendak Allah swt, dapat berubah kembali menjadi manusia hidup semula.
Sepintas merasa mustahil, tulang belulang atau tanah, bisa berubah kembali sebagai manusia semula ? Tapi bila kita menterjemahkan ayat tanziliyah atau ayat al Qur’an , disertai ayat kauniyah atau tanda2 kekuasaan Allah swt, yang bukti nyata dialam dunia ini, maka tidak ahal yang mustahil.

Contohnya: Bila kita memasak air dalam panci ditutup, dibiarkan mendidih, maka air dalam panci itu pasti berkurang, malah lama-kelamaan akan hilang lenyap airnya. Hilang kemana ? Menurut teori ilmuwan, air itu tidak hilang, tapi berubah menjadi udara. Air jadi hawa, terus melayang ke udara, dan kemudian dari udara kembali ke dunia berupa air hujan. Asal air kembali menjadi air. Nah itulah ayat kauniyah, tanda kekuasaan Allah. Demikian pula mayit, asal manusia kembali jadi manusia

(D). ALAM AKHIRAT =
Yaitu alam yang kekal abadi. Alam akhirat bukan alam untuk berusaha seperti di dunia. Kita tidak perlu berusaha apa-apa sebab segalanya telah tersedia. Kita tinggal menggunakan pahala amal masing2 di dunia ? Yang baik mendapat surga dan yang durhaka mendapat neraka. Karena itu sejak di dunia ini kita harus benar2 beriman dan taqwa kepada Allah swt.


3. AR RAHMAANIR RAHIIM

( --- *** YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG -- )

Kasih sayangnya Allah swt itu berupa kenik’matan2 yang tidak terhitung banyaknya. Dalam QS An-Nahl (16) ayat 14 Allah berfirman : “ Dan Dia-lah yang menundukkan lautan (untuk mu ), agar kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasaan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”

Dalam QS Al-Kahfi (18) ayat 109 Allah berfirman : “ Katakanlah : “ Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat2 (karunia-ni’kmat) Tuhanku, sungguh habislah lautan itu, sebelum habis (ditulis) kalimat2 Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

Di antara kasih sayangnya Allah swt, yang terbukti dan nyata, adalah berupa rizki
yang ada disekeliling kita. Ada rizki besar yang mutlak pentingnya,yaitu hawa/udara – tirta/air - dan cahaya..Sedangkan rizki kecil berupa kenikmatan2 duniawiah (sandang,pangan dan papan).

Rizki besar diberikan merata oleh Allah swt kepada siapapun , tanpa pilih kasih, ningrat dan rayat jelata, konglomerat dan miskin melarat, muslim dan non-muslim.
Bila air/tirta ditiadakan seminggu lamanya, kolam, telaga, situ, sungai2 dan sejenisnya, semua tidak ada airnya ? Coba bayangkan bagaimana akibatnya ?
Bila hawa/udara di dunia ini dihilangkan setengah jam saja, apa yang akan diderita manusia ? Bila kita tidak diberi cahaya matahari sebulan lamanya ? Apa yang akan terjadi ? Contoh rumput di tegalan yang terkurung kaleng tanpa sinar matahari, pasti mati ? Dengan demikian begitu pentingnya rizki besar yang diciptakan Allah swt untuk kepentingan umat manusia

Sebaliknya, rizki kecil, yaitu sandang, pangan dan papan, yang menjadi prioritas utama siang malam dalam kehidupan manusia, yang menggiring ke materialisme, konsumerisme dan hedonisme, sebenarnya tidak sepenting rizki besar. Coba lihat bila ada orang yang tidak dapat makan seminggu tidak akan mati. Bila tidak punya rumah gedung, tidak punya mobil mewah, tidak ada yang melepas nyawa ? Nah itulah cirri-ciri rizki kecil.

Karena rizki kecil itu tidak mutlak penting, maka Allah swt tidak memberikan samarata, dan tidak otomatis ada seperti rizki besar, tapi rizki kecil harus diusahakan masing-masing.

Sayangnya, manusia itu hanya mengenal rizki kecil, mereka lupa terhadap rizki besar sebagai nik’mat Allah swt yang luar biasa ?


4. MAALIKI YAUMIDDIN

( --- *** YANG MEMILIKI (MERAJAI) HARI PEMBALASAN --- )

Setelah seluruh orang mati (ahli kubur) dibangunkan dari yaumil-ba’ats , terus mereka dikumpulkan di Padang Mahsyar. Kemudian dilakukan perhitungan. Hari perhitungan itu disebut yaumul-hisab. Setelah perhitungan amal baik dan amal buruk, lalu Allah swt memerintahkan yang beramal baik masuk surga, dan yang beramal buruk masuk neraka. Hari penetapan pembalasan ini disebut yaumiddin.
Hari inilah sebagai hari pengadilan Maha Hakim Yang Maha Adil yang hakiki bagi bermilyar-milyar umat manusia. Ada yang bersuka cita dan ada yang berduka cita. Ada yang merasakan kebahagiaan dan kenik’matan yang kekal abadi. Dan ada pula yang merasa dengan penuh penderitaan. Bergantung kepada amal ibadah nya masing-masing di dunia


5. IYYAAKA NA’BUDU WA IYYAAKA NASTA’IIN

( --- *** HANYA KEPADA ENGKAU LAH KAMI MENYEMBAH – DAN HANYA
KEPADA ENGKAU LAH KAMI MEMOHON PERTOLONGAN --- )

Nyembah berasal kata : sembah, yang artinya : menghormat, sambil merapatkan kedua belah tangan, dan kedua ibu jari merapat ke ujung hidung. Menyembah Allah artinya ibadah / mengagungkan Allah.

Menyembah Allah berupa : ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah, atau ibadah mubasyarah dan ibadah ghairu mubasyarah.
Ibadah mahdhah, yaitu ibadah yang langsung kepada Allah ( hablum minallah) seperti shalat, puasa, jeung haji. Ibadah ghairu mahdhah, yaitu ibadah dengan jalan melakukan berbagai amal soleh sesame manusia (hablum minnanas). Ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah itu disebut amal soleh. Yang paling utama harus dilaksanakan adalah shalat.

Dalam HR Thabarani, disebutkan : “ Yang paling dulu diperiksa pada hari kiamat adalah shalat. Bila shalatnya baik, maka amalnya juga dinilai baik, tapi bila shalatnya buruk maka amalnya juga dinilai buruk.”
Amal soleh dibidang muamalah atau ghairu mahdhah, yang paling dulu dilaksanakan adalah : ihsan kepada ibu dan bapak.

Dalam QS An-Nisaa’ (4) ayat 36 Allah berfirman : “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang Ibu Bapak, karib kerabat, anak2 yatim, orang2 miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang2 yang sombong dan mem-banggakan diri.”
Dalam QS Luqman (31) ayat 14, Allah dan Ibu Bapak disenafaskan : “…..Bersyukurlah kepada Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Ku lah kembalimu.”

Berdo’a, juga termasuk ibadah, bila kita ada keinginan, seperti ingin maju usaha, ingin sehat dari sakit, ingin lulus ujian, dan ingin selamat dari berbagai bahaya. Berdo’a harus langsung kepada Allah swt, jangan minta bantuan kepada orang lain, walau kepada wali atau Nabi. Bila kita berdo’a : Ya Allah, Ya Rasulullah, do’a ini tidak cocok dengan isi dan arti ayat 5 diatas, “ hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan.”. Jadi jangan ditambah ya Rasulullah.Menyembah kepada Allah, mencontoh kepada Rasulullah dan ihsan/amal soleh kepada sesame manusia.

Apa tidak boleh berdo’a kepada Rasulullah, uktimya ada istilah wasilah atau tawasul ?
Wasilah atau tawasul artinya : 1. Taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah melalui jalan amal soleh, 2. Minta pertolongan kepada orang soleh yang masih hidup, agar berdo’a kepada Allah untuk kepentingan yang minta pertolongan.

Ketika Rasulullah masih hidup, sering para shahabat yang minta pertolongan kepadanya, ada orang yang anaknya sakit minta dido’akan agar disembuhkan oleh Allah swt, bahkan Tsa’labah minta dido’akan agar dia jadi orang kaya ?
Tapi setelah Rasulullah wafat, tidak ada yang wasilah kepadanya. Contoh Khalifah Umar bin Khaththab pernah berdo’a kepada Allah swt meminta hujan, dengan cara tawasul kepada Abbas r.a. Abbas berdo’a : “Ya Allah, ummat Mu tawasul kepada saya, karena saya pamannya Nabi Mu, Semoga Tuhan menurunkan hujan.”

Tidak salah bila seorang anak tawasul kepada ibu bapaknya,missal : “ Bu, pak, do’akan saya agar lulus ujian.” Lalu ibu bapaknya berdoa kepada Allah swt agar maksud anaknya dikabulkan. Minta pertolongan kepada kyai yang masih hidup bisa juga,missal: “Mama kyai saya mohon tolong, semoga berdo’a kepada Allah, agar anak saya disembuhkan sakitnya.”

Tawasul seperti diatas ada contohnya dizaman Nabi. Tapi bila minta berekah kepada yang didalam kubur, seperti Syech Syarif Hidayatullah di Gunung Jati, sangat bertentangan dengan isi ayat 5 diatas.


6. IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM

( --- *** TUNJUKKANLAH KAMI KE JALAN YANG LURUS --- )

Jalan yang lurus, menurut ayat ini tidak lain adalah Agama Islam. Ada agama ardhi dan agama samawi . Agama ardhi adalah agama hasil karya cipta para ahli yang tinggi pengetahuan , pengaruhnya dan pengalamannya. , mulia hatinya. Demikian menurut orang2 yang yakin kepada agama ardhi. Bahkan tidak sedikit anggapan bahwa para ahli diatas bukan orang sembarangan, tapi sejajar dengan para dewa dan bisa meramal kejadian masa depan yang akan terjadi ? Agama ardhi ini hasil budaya mahluk, sama dengan kepercayaan atau keyakinan, yang direkayasa dari filsafat dan campuran dari berbagai agama.

Agama samawi adalah agama wahyu Illahi, yang diturunkan kepada para Rasul, sejak nabi pertama Nabi Adam sampai nabi penutup Nabi Muhammad saw. Agama samawi sejak Nabi Ibrahim disebut Millata Ibrahim. Millata Ibrahim dalam kurun Nabi Musa untuk orang2 Bani Israil disebut agama Yahudi, dan dalam kurun Nabi ‘Isa disebut agama Nasrani. Millata Ibrahim dalam kurun Nabi Muhammad saw selaku nabi penutup, untuk seluruh ummat manusia di dunia, disebut agama Dienul Islam.

Tapi dalam setiap kurun waktu, ada saja manusia yang termasuk setan, karena bendi kepada Nabi atau benci kepada ayat2 Allah, yang bertentangan dengan keinginannya ? Ummat Yahudi yang benar2 memegang kitab Tauret asli dalam kurun Nabi Musa, ummat Nasrani yang benar2 memegang kitab Injil asli dalam kurun Nabi ‘Isa, dan ummat Islam yang benar2 memegang Qur’an dan Hadits, dalam kurun Nabi Muhammad saw, saring mendapat gangguan dan kesulitan karena diganggu terang2 an dari kaum yang percaya thaghut dan munafiqin, yang merusak peraturan dan membelokkan jalan yang lurus, agar menyimpang dari rel yang asli dan benar.

Contohnya : Setelah Rasulullah wafat, banyak yang mengaku jadi Nabi, seperti : Musailamatul Kadzdzab, Al-Mukhtar, Ibnu Sam’an, Amr bin Harb, dan Al-Mu”niul
Qashar. Selain itu ada dua tokoh munafikin, yaitu Abdullah bin Ubay dan Abdullah bin Saba, yang menyelusup masuk lingkungan Muslimin, pakai baju ulama.
Abdullah bin Saba, pura2 membela Ahlul Bait, memuji-muji ‘Ali bin Abi Thalib diluar batas. Katanya Muhammad itu Tuhan, sesudah beliau wafat menitis kepada “Ali, yang disebut hulul atau inkarnasi. Sesudah “Ali dibunuh oleh Ibnu Maljan dari kaum Khawarij, lalu beliau menitis kepada Hasan, yaitu tanasuh atau re-inkarnasi. Dari Hasan diteruskan kepada Husen ,sampai kepada Imam Mahdi ? . Katanya, ‘Ali tidak meninggal tapi ‘ngahiang’ (menghilang ?) Di kampung2 masih ada yang percaya, bahwa bila ada suara guruh dan kilat halilintar, itu adalah suara pecut dan kilat pedangnya ‘Ali yang sedang menunggang kuda ? Kini sedang menghilang dan nanti akan muncul lagi untuk membasmi kedzoliman.

Di Iran ada lagi Mirza ‘Ali Muhammad, lahir di Syairaz, tahun 1819 M, yang didalangi oleh kaum komunis Rusia. Perlahan2 mengaku jadi nabi, bahkan kemudian mengaku jadi tuhan, terus mendirikan agama Bahaiyah di Persi (Iran). Membuat Al Qur’an tiruan yaitu Al Bayan.

Di India, Mirza Gulan Ahmad, mengaku nabi, yang mendirikan Ahmadiyah. Mirza Gulan Ahmad tidak kalah ku Mirza ‘Ali Muhammad, oleh para penganutnya bukan saja dianggap nabi tapi bahkan dianggap tuhan ? Katanya, keduanya mengaku akan menjadi Imam Mahdi ?

Kita selaku kaum Muslimin, memohon kepada Allah swt agar diberi petunjuk kepada Dienul Islam yang murni, yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad saw.


7. SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WA LADHDHAALLIIN

( --- *** YAITU JALAN2 YANG ENGKAU BERI NIKMAT ATAS MEREKA – BUKAN (JALAN) ORANG2 YANG DIBENCI DAN BUKAN (PULA JALAN) ORANG2 YANG TERSESAT. --- )

Yang kita mohon kan kepada Allah adalah Dienul Islam yang asli, yang mditurunkan melalui Rasulullah. Yaitu agama orang2 yang diberi petunjuk, seperti para shahabat, para tabi’in dan para tabi’iiabi’in. Bukan jalan yang sudah dibulak-belokan oleh para nabi palsu dan kaum munafikin. Bukan agama yang telah dicampur dengan kebathilan, seperti dicampur bid’ah, tahayul dan kemusyrikkan, yang dibuat-buat manusia.

Dalam ayat 7 ini ditegaskan, menghendaki agama yang hak , yang dijalankan oleh orang2 yang dapat petunjuk dari Allah, dan bukan agama yang bathil yang dijalankan oleh orang2 yang dibenci oleh-Nya dan oleh yang tersesat.

Agama yang hak, tidak menyimpang dari ajaran al-Qur’an dan Hadits, sedangkan agama yang bathil, sudah dicampur dengan peraturan2 yang dibuat-buat manusia.
Bid’ah dibidang aqidah disebut bid’ah I’tiqadiyah, seperti : tajsim, tasybih, hulul, tanasuh, ittihad, wihdatul wujud




Tajsim, yaitu paham yang menyamakan zat dan a’fal Allah dengan zat dan a’fal mahluk. Contohnya : Allah memiliki pancaindera seperti mahluk, memiliki mata seperti mahluk, memiliki telinga seperti mahluk, dan mendengar seperti mahluk..dst.

Tasybih, yaitu paham yang menyamakan sifat Allah dan sifat mahluk, Contohnya: Allah dan malaikat sama-sama suci ; Alah dan akhirat sama-sama ghoib ; dst
Tajsim dan Tasbyah ini adalah paham antro-pomorphous yang sengaja diselundupkan kepada aqidah Islam agar merusak iman.
Demikian pula tahalul (nitis-inkarnasi), tanasuh (reinkarnasi), ittihad, yang menganggap zat Allah menyatu dengan zat mahluk, sampai muncul keyakinan ya Allah ya ingsun, Allah itu kita-kita juga, anal haq, banyu mulek, papat kelima pancer

Wihdatul wujud, yaitu manunggaling wujud, segala wujud diseluruh bumi langit ini adalah pada hakekatnya wujud zat Allah. Wujud dhahir yang tiada terhingga itu tidak lain selain gambaran Allah. Sampai ada syech thariqat yang berpendirian : Saya adalah Allah dan Allah itu adalah saya ,?Dengan demikian siapa yang harus disembah ? Kesimpulannya manusia tidak wajib menyembah Allah karena manusia itu Allah juga.?”

Coba bandingkan pemahaman seperti itu dengan ayat 5 diatas, iyyaaka nabu’du wa iyyaaka nasta’iin – Hanya kepada Engkau kami menyembah – dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan

Diringkas dan diterjemahkan oleh : H Muhammad Uwen Suwendi

DariTafsir Al Qur’an basa Sunda : “AYAT SUCI LENYEPANEUN”,
Oleh Moh E Hasim

Cetakan I (pertama) : 1410 H – 1989 M
Sambutan dari : Dr Miftah Faridl-Ketua MUI Kodya Bandung

Penelaah tata basa Sunda :
1. Drs R Hidayat Suryalaga – Dosen UNPAD merangkap Ketua Lembaga Kebudayaan UNPAS
2. SoelaemanB Adiwijaya,Dip Ed,SH – Dosen UNPAD, merangkap Wakil Ketua Lembaga
Kebudayaan UNPAS – Bandung

Dibuat di Bandung, mulai Sabtu, 29 Ramadhan 1430 H – 19 sd 25 September 2009
===============================================================

Tidak ada komentar: