Selasa, 12 Mei 2009

depresikah anda?


TIPS MENANGKAL DEPRESI ;
Istilah depresi dalam ilmu kesehatan jiwa digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi gangguan jiwa yang secara klinis tampil dalam bentuk suasana perasaan murung, kehilangan gairah hidup, lesu pesimis dan putus asa, serta kehilangan rasa percaya diri. Depresi adalah gangguan jiwa yang paling lazim dijumpai di masyarakat. Prevalensinya cukup tinggi, berkisar 5-10 persen, kejadian pada perempuan dua kali lebih banyak daripada pria. Kelompok remaja dan usia lanjut lebih rentan menderita depresi.
Depresi dapat menyebabkan gangguan tidur karena terganggunya efektifitas kerja ‘melatonin’, yaitu substansi kimiawi yang dihasilkan oleh kelenjar otak yang mengatur jam tidur seseorang. Melatonin juga bermanfaat sebagai antioksidan yang akan menangkal serangan radikal bebas. Depresi menyebabkan antioksidan melatonin tidak dapat bekerja dengan baik. Tidak mengherankan, proses penuaan dini lebih cepat mendera orang depresi.
Survey badan kesehatan dunia (WHO) di 14 negara (1990) memperlihatkan bahwa depresi merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan beban sosial nomor empat terbesar di dunia. Prediksi WHO tentang penderita depresi penduduk dunia dalam dua dekade mendatang lebih dari 300 juta orang. Pada tahun 2020 depresi akan menempati masalah kesehatan ‘ nomor dua terbesar’ di dunia setelah penyakit kardiovaskular.

Makanan Antidepresi: VITAMIN C..!?
Apa hubungan depresi dengan makanan? Orang yang dalam keadaan depresi cenderung mempunyai kadar adrenalin lebih tinggi dibandingkan orang biasa. Adrenalin akan memberikan tambahan energi untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. Meningkatnya kadar adrenalin akan memakai zat gizi yang disimpan di dalam tubuh kita. Tingginya tingkat depresi akan menghabiskan persediaan zat gizi dan meninggalkan sedikit sisa untuk keperluan tenaga sehari-hari. Itulah sebabnya orang yang depresi mudah sekali mengalami kelelahan. Lalu, makanan seperti apa yang baik bagi penderita depresi? Kita tidak perlu membayangkan makanan tersebut harus dibeli di hotel berbintang lima atau restoran mahal karena sesungguhnya makanan tersebut sangat akrab dengan keseharian kita.


Makan yang baik untuk penderita depresi adalah yang kaya akan vitamin dan mineral antara lain; buah-buahan, sayuran hijau, susu, kacang-kacangan, dan ikan. Buah-buahan dan sayur-sayuran sangat penting bagi penderita karena kaya akan vitamin C. sebuah penelitian di Amerika pada sejumlah narapidana menunjukkan bahwa tekanan emosional mereka berkurang setelah diberi asupan vitamin C secara teratur.


Vitamin C juga dapat membantu meningkatkan system kekebalan tubuh yang berkurang akibat depresi. Sayuran seperti bit, bayam, bok choy, kubis, brokoli, kacang-kacangan (misalnya kacang kedelai), dan lentil, juga dapat membantu meringankan depresi. Kandungan asam folat di dalam sayuran tersebut mampu menurunkan kadar homosistein yang dihubungkan dengan kejadian depresi. Zat gizi seperti niasin dan selenium juga dapat membantu mengatasi depresi. Niasin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dapat memperbaiki fungsi sel saraf, sehingga mengurangi rasa cemas atau panic. Sumber niasin adalah beras merah, ayam, tuna, daging kambing, gandum, dan buah delima.
Kekurangan selenium membuat seseorang mudah cemas, uring-uringan dan depresif. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka cukup mengkonsumsi kacang-kacangan, tuna, gandum, atau beras. Mineral lain yang berfungsi penting mengatasi gangguan kecemasan dan depresi adalah magnesium. Magnesium bias didapat dari bayam, cokelat, biji labu, biji bunga matahari, kerang dan alpukat.

Despresi & Alcohol:
Ketika depresi sebaiknya kurangi kebiasaan merokok. Konsumsi 1.5 bungkus rokok akan mengurangi asupan vitamin C tubuh hingga 30 persen. Padahal, dalam kondisi depresi, kehadiran vitamin C sangat dibutuhkan untuk meringankan hal tersebut. Selain rokok, penderita depresi juga harus menghindari minuman beralkohol. Tidak sedikit orang memilih mabuk dengan mengkonsumsi alkohol untuk melupakan semua masalah yang dialami. Alkohol memang dapat mengurangi kegelisahan.. Alkohol dapat bekerja sebagai obat penenang atau ‘depresan. Namun, efek kronis alkohol dapat menyebabkan depresi tingkat berat.
Alkohol diserap langsung oleh usus halus dan dapat mencapai sel otak, akibatnya komunikasi dalam sel otak menjadi buruk dan kita jadi sulit konsentrasi. Ketergantungan terhadap alkohol dalam jangka panjang dapat mengubah fungsi jiwa, sehingga orang mudah mengalami halusinasi. Alkohol juga tidak baik bagi kesehatan. Alkohol dapat memperlambat produksi enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan, terutama lemak. Alkohol juga menghabiskan persediaan vitamin C, asam folat, vitamin B kompleks lainnya, zat seng, dan vitamin A dalam tubuh. Alkohol memperberat kerja hati untuk bias berfungsi sebagaiman mestinya. Satu gelas minuman beralkohol sesekali memang dapat digunakan untuk menenangkan perasaan dan meningkatkan selera makan. Hal itu tidaklah berbahaya. Namun, kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak, tentu dapat membahayakan kemampuan kemampuan tubuh untuk mengurangi stress.


Selain makanan yang sehat, cara makan juga mempengaruhi efektivitas makanan untuk mengurangi depresi. Konsumsi makanan secara perlahan-lahan untuk menciptakan suasana rileks psikologis, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi saluran pencernaan. Nikmati makanan yang tesaji dengan sebaik-baiknya. Cara makan yang terburu-buru akan menyebabkan makanan yang tidak tercerna secara mekanis dengan baik. Pencernaan mekanis yang kurang sempurna di mulut akan menyebabkan lambung harus bekerja keras mencerna makanan yang masih kasar tetapi sudah tertelan melalui kerongkongan. ---- (Sumber: NewsLetter, Pusat Komunikasi Publik - Dephub edisi 4/2008)

1 komentar:

dr.Adi mengatakan...

Artikel yang bagus pak. Buat pembaca lainnya, silahkan juga baca tulisan saya mengenai depresi di:

http://www.campur-aduk.com/2010/01/depresikah-aku/

Semoga bermanfaat.