Kamis, 07 Mei 2009

maulid NABI MUHAMMAD SAW

MAULID
( HARI LAHIR )
NABI MUHAMMAD SAW


1. Muhammad Rasulullah s.a.w lahir dari kandungan bundanya, Aminah binti Wahb,pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul-awwal tahun Gajah,bertepatan dengan
tahun 571 Masehi,di kota Makkah Al-Mukarramah.
Dikenal dengan Tahun Gajah karena pada tahun itu terjadi suatu peristiwa besar,yaitu adanya kerusuhan dari pasukan ber-Gajah pimpinan Abrahah,yang berusaha menggempur Ka’bah,agar orang-orang Arab tidak lagi berhaji ke Baitullah (Ka’bah). Ayah beliau adalah Abdullah putera Abdul-Mutthalib,seorang pemimpin yang paling berwibawa dan paling dihormati oleh masyarakat Arab. Bundanya juga termasuk keluarga Qureisy yang mempunyai martabat mulia. Siti Aminah adalah puteri tunggal tidak berkakak dan tidak beradik. Dari pernikahannya ia pun tidak melahirkan putera maupun puteri, selain Muhammad s.a.w (rknbm208)
Beliau wafat dalam usia 63 tahun,tanggal dan bulan yang sama, yaitu 12 Rabi’ul-awwal tahun 11 Hijriyah atau tahun 634 Masehi.

2. Muhammad Rasulullah s.a.w memang manusia seperti kita juga dalam struktur,fungsi fisik,dan nalurinya. Tetapi sifat kemanusiaan Rasul s.a.w mencapai kesempurnaan,apalagi beliau mendapat wahyu dari Allah SWT .Karena itulah Allah berpesan: “ Jangan jadikan panggilanmu terhadap Rasul sama dengan panggilan sebagian kamu terhadap sebagian lain.” ( Surat An Nuur (24)(Cahaya),ayat 63 )…. Allah sendiri menunjuk atau memanggil manusia mulia ini dengan gelar terhormat seperti: “ Wahai Nabi atau Wahai Rasul” (lhqs422)

3. Muhammad Rasulullah s.a.w kelahirannya telah diberitakan terlebih dahulu,diantaranya dalam Perjanjian Lama (Ulangan: 15,18,`9) dan dalam Injil (Johannes 16:17)
Dipandang dari religi Islam,hari lahir Nabi saw itu tidak diistimewakan. Ajaran sahih (Qur’an,Hadits) tidak menyuruh untuk membesar-besarkan. Maksudnya supaya jangan terjadi kultus terhadap Nabi saw (the cult of prophet), sehingga mempersekutukan Allah.
Dalam Surat Al Kahfi (18)(Gua), ayat 110,Allah Swt berfirman :” ....Katakanlah (wahai Muhammad): ” ....Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu ,yang diwahyukan kepadaku ....:” Bahwa sesungguhnya Tuhan kami itu adalah Tuhan Yang Esa Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhan-nya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhan-nya....”(mbmjdisg38)

4. Asal muasal peringatan maulid ?
Sebagai unsur kebudayaan peringatan maulid itu mengandung makna sejarah.
Pada zaman Nabi sendiri dan segera sesudahnya (zaman para Sahabat Nabi dan sesudah para Chulafaaurrasyidin), misal: di zaman Khilafat Umayah dan Khilafat Abbasiyah,perkembangan Islam itu demikian subur,segar (orsinil) dan bergelora.
Tetapi setelah zaman Abbasiyah kegiatan2 keagamaan mulai dipisah-pisahkan. Para penguasa memusatkan kegiatan keagamaan,yaitu di istana. Soal-soal duniawi tidak bertaut dengan ibadat,sehingga dijalankan tanpa taqwa. Hal inilah yang membawa kepada krisis, sehingga terjadilah ‘pembekuan’ umat Islam sampai sekarang ? Pada saat krisis semakin memuncak, maka diperlukanlah ‘pengembalian ingatan’ kepada Nabi saw. Untuk mengembalikan kesegaran dan mendapatkan makna dan ilham dari ajaran Nabi saw yang sesungguhnya.
Cara yang paling efektip dan praktis untuk mengingat Nabi saw adalah dengan merayakan peringatan maulid (hari kelahiran)-nya ? Inilah awal asal muasalnya peringatan maulid. Maulid yang pada awalnya dilakukan berulang-kali,maka menjadilah ‘kebiasaan’,menjadi perayaan yang tradisional tiap tahun
Peringatan maulid itu akhirnya berisikan pemaparan biografi Nabi saw secara pidato,lagu-laguan,puji-pujian dan makan-makan. Ini adalah cara dahulu di desa-desa ?

5. Bagaimana seyogiyanya memaknai maulid pada masyarakat masa kini ?
Dalam masyarakat yang telah maju masa kini,dalam masyarakat yang telah berbentuk kota-kota dengan lembaga2,badan2,pendidikan modern dan pendidikan tinggi,hendaknya kita mampu memberi makna dan isi kepada Maulid Nabi itu. Kita berpikir teratur realistis berdasarkan Al Qur’an dan Hadits. Itulah yang diistilahkan dengan ijtihad. Ijtihad ialah sistim logika Islam.
Dengan ijtihad inilah kita menyusun ide-ide,menggariskan rencana,berlaku dan berbuat langsung. Yaitu: “Amar ma’ruf nahi munkar “,menyuruh lepada kebaikan dan melarang kepada kejahatan.”...Nabi saw menyatakan bahwa beliau diutus Allah untuk memperbaiki akhlak manusia.Moral yang baik dalam setiap ruang dan waktu.Kapan dan dimana saja.
Jadi:... “ To command the good,to prohibit the bad” atau “ Amar mar’uf,nahi munkar “ atau “Menyuruh kepada kebaikan dan melarang kepada kejahatan...”



Makna dan isi sejarah Maulid Nabi inilah yang sesungguhnya harus dilaksanakan pada zaman kita masa kini. Amar ma’ruf nahi munkar dalam segala lapangan,bidang ekonomi,social,politik ilmu pengetahuan,kesenian,filsafat dan religi. Inilah esensi makna sejarah dari Maulid Nabi saw.
Merayakan Maulid Nabi tiap tahun adalah bertujuan memastikan dalam hati masing-masing untuk memperbaharaui dan meningkatkan pelaksanaan “Amar Ma’ruf Nahi Munkar.” (mbmjsg44)
Demikian sekilas tentang makna Maulid Muhammad Rasulullah Saw; -- Sumber:-- Buku Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad SAW,oleh HMH Al.Hamid Al Husaini / Buku Lentera Hati,oleh Prof Dr HM Quraish Shihab,MA / Buku Menjawab Beragam Masalah Yang Dihadapi Islam,oleh Drs Sidi Gazalba dan Buku Kumpulan Khutbah Jum’ah 1 Tahun,oleh Ahmad Sunarto = Code : hmus-ci-sbt-240306 --------------

Tidak ada komentar: