Senin, 06 April 2009

AKTUARIS INDONESIA DARI JAMAN KE JAMAN




AKTUARIS INDONESIA


1. Aktuaris (=Actuary)

Menurut ‘The Insurance Dictionary’ : An Actuary is a professional person trained in mathematics,statistics,and accounting and the principles of operation of insurance,annuities,and retirement plans. The actuary determines,on the basis of existing experience,the estimated costs of future losses.

Dalam buku ‘ Mathematical Foundations of Life Insurance’ (LOMA) : ‘What is an Actuary ?’
In Ancient Rome, an actuarius was the recorder at the proceedings of the Senate
In Medieval England,this name referred to the recorder of court decisions
About 200 years ago the name was shortened to actuary and used to describe an administrative officer of an insurance company


Today an actuary is a person who deals with contingencies,that is,with events which may or may not happen. Among the contingent events that affect people (and their pocketbooks) most dramatically are birth ,death ,marriage, retirement, sickness, accidents, and unemployment. In dealing with such events,the actuary must know how to determine the probabilities of such events occurring and how to use those probabilitiesto make important calculations and forecasts

Menurut ‘Kamus Umum Asuransi’ : Aktuaris (=Actuary) adalah seorang ahli yang dalam praktek terlibat teori-teori (kemungkinan) dan statistik. Di sini diartikan dalam hubungannya dengan industri asuransi. Tugasnya bisa meluas kepada masalah penghitungan premi,hasil usaha dalam jangka pendek atau panjang. Tugas-tugasnya seringkali terlibat dalam tugas eksekutip dari perusahaan tempatnya bekerja.


2. Aktuaris ITB

Pada tahun 1961, pada saat Bapak Notohamiprojo,selaku Menteri Keuangan RI,maka di ITB (Institut Teknologi Bandung), didirikan Bagian Matematika Asuransi,Departemen Ilmu Pasti & Ilmu Alam, pada saat Rektor Ir Ukar Bratakusumah, Dekan Dr Gunarso dan Ketua Bagian Dr Sunardi Wiryosoedirdjo.
Dr Karl Reichel,seorang tenaga ahli berkebangsaan Jerman,selaku Advisor Menteri Keuangan RI yang diperbantukan oleh PBB, adalah juga Dosen tetap dan tunggal di Matematika Asuransi ITB.
Pada saat itu pendidikan Aktuaris ITB selama 3 tahun (1961-1964),setingkat Bakaloreat, atas pertimbangan saat itu cukup untuk kawasan Asia. Dalam kenyataannya lulusan Aktuaris ITB ini banyak yang meningkatkan professinya di luar negeri.
Pada tahun 1965 Indonesia keluar dari keanggotaan PBB,sehingga konsekwensinya tenaga ahli tetap dan tunggal Dr Karl Reichel ditarik PBB,sehingga pendidikan Aktuaris ITB angkatan kedua terkatung-katung. Akhirnya mereka berhasil diperjuangkan kepada Bapak Soebandrio Menteri Luar Negeri RI,antara lain: Sujono Soepeno,Sugiarto dan Kusmataram dibawa oleh Dr Karl Reichel ke Jerman, sedangkan yang lainnya ke Australia antara lain: Kurniawaty.Abdulrahman dan lain-lain. Hanya teman2 yang dikirim ke Australia ini hampir seluruhnya pindah jurusan,misal: ke jurusan teknik,pertanian dan lain-lain



Beruntung bahwa Aktuaris ITB angkatan pertama telah berhasil menyelesaikan studinya tanggal 13 Nopember 1964,antara lain: Sudarto(alm), Jumadal, Srimurwardjo, Sutrisno(alm), Hardjono, Tugendar, LE Lubis, P Manik (alm), Sumarti, Rukhimat(alm), Djumhana dan saya sendiri HMU Suwendi.



Aktuaris ITB angkatan pertama pada saat itu ada yang masuk Departemen Keuangan (Sutrisno dan P Manik), Departemen Sosial (Srimurwardjo dan LE Lubis), Umumre (Hardjono),Taspen (Sumarti dan Djumhana), perusahaan asuransi jiwa Dharma Nasional (Jumadal dan HMU Suwendi). Yang kemudian Dharma Nasional bergabung dengan Niellmy menjadi Jiwasraya. Dan ada yang tetap menjadi dosen ITB (Dr Sunardi, Sudarto,dan Tugendar), sedangkan Rukhimat menggantikan HMU Suwendi di Dharma Nasional, ketika HMU Suwendi pindah ke Bandung di perusahaan asuransi jiwa Sukma Sejati dengan Sudarto.

3. Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI)

Pada tahun 1964 dengan sejujurnya para Aktuaris ITB angkatan pertama itulah sebagai pionir pendiri PAI.
Pada saat HMU Suwendi hijrah dari Bandung ke Jakarta, kebetulan dipercayai mengisi pavilion rumah dinas Bapak Abdul Fatah, seorang pilot Garuda ayah sdr Abdul Rahman aktuaris ITB angkatan kedua,di Jalan Sungaigerong No.11 Menteng Jakarta Pusat. Maka Jalan Sungaigerong No.11 inilah dijadikan ‘markas’ berkumpulnya para Aktuaris ITB dalam menyusun pendirian organisasi PAI sekarang ini. Tiga orang aktuaris senior Bumiputera 1912 yang pro-aktip dan kooperatip membantu pendirian PAI ini adalah Pak Hasyim (alm), Pak FX Sudiono(alm) dan Sunoto juga Pak Prayogo Mirhad. Ketua PAI yang pertama adalah Srimurwardjo
Pada tahun 1987 Bapak Drs H Marzuki Usman MA,selaku Direktur Asuransi, Depkeu RI,mengundang dan mengarahkan PAI agar PAI memiliki standard professi aktuaris yang seragam bagi para Aktuaris Indonesia.



Setelah melalui berbagai persiapan standard program ujian-ujian yang setarap dengan aktuaris internasional maka hasil ujian-ujian itu untuk pertama kalinya lahir title: Aktuaris Indonesia (AI), yang kemudian disesuaikan dengan aktuaris internasional, FSA(Amerika), FSAA(Australia), FSAJ(Japan), maka diganti dengan titel: FSAI (Fellow of Society of Actuary of Indonesia)



Dalam wadah organisasi PAI sekarang ini telah terhimpun para aktuaris dari berbagai lulusan aktuaris antara lain dari : ITB,UI,Belanda,Jerman,Phillipine dan lain-lain.

4. Kepemimpinan (Leaderships)

Mengingat status seorang Aktuaris sangat penting, maka bila dalam perusahaan asuransi mereka pada umumnya banyak diantaranya yang menduduki posisi kunci sebagai anggota Direksi. Sehingga dituntut memiliki unsur kepemimpinan.



Dan bila dalam Konsultan Aktuaria mereka pun langsung menduduki posisi penting Dengan demikian mereka dituntut memiliki unsur kepemimpinan, tidak sekedar dianggap ‘tukang hitung’ saja ? Terutama ilmu marketing untuk me-lobby dan memasarkan produk jasa aktuaria-nya itu. Dalam kenyataan banyak Konsultan Aktuaria dengan sederetan aktuaris ternama didalamnya, tapi mengalami kegagalan karena mereka tidak dilengkapi dengan pengetahuan ilmu menjual ?



Dalam kepemimpinan itu harus dilengkapi dengan : pelayanan yang cepat,tepat dan akurat,kejujuran,keterbukaan,disiplin,tepat waktu dan tepat janji,mengelola time management secara konsisten.



Terutama mempertahankan " kejujuran " sebagai seorang Aktuaris professional dan amanah.

Ditulis oleh : HMU Suwendi
Tanggal : Senin,05 Juli 2005 di Bandung
Revisi : Sabtu,08 Juli 2006 di Bandung (penyempurnaan)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Aslkm... pak suwendi, salam kenal saya santy. Kebetulan saya juga lulusan aktuaria, saya membaca tulisan bapak. Saya murid dari pa Tugendar (alm) di Prodip III Spesialisasi Aktuaria. Subhanallah,, saya bisa kenal bapak disini. Saya masih bingung pak ttg asuransi syariah,,