Sabtu, 11 April 2009

menggali jiwa wiraswasta dalam Islam


MENGGALI
JIWA WIRASWASTA
DALAM ISLAM


1. Sejak manusia lahir ke dunia, ia telah dibekali Allah berupa akal pikiran guna memecahkan aneka ragam persoalan,s erta wahyu (al Qur’an) guna memberi petunjuk jalan dalam samudera kehidupan. Ke-dua-dua-nya,akal pikiran dan wahyu, harus berjalan berdampingan,agar selalu terjadi keseimbangan dan tidak terjadi ketimpangan.
Allah menghendaki ummat-Nya agar menjaga keseimbangan antara kesejahteraan di dunia (fid dunya hasanah) dan keselamatan di akhirat (fil akhirati hasanah)
Allah telah menyerahkan alam seisinya guna kesejahteraan manusia . Dijadikan-Nya manusia sebagai khalifah di muka bumi,agar mau dan mampu mengolah isi alam dengan tanpa mengenal lelah.

2. Dalam dunia wiraswasta (wira usaha,enterprenuership) meniali tinggi rendahnya derajat manusia adalah pada kemampuan dan keampuhan berprestasi (need of achievement) dengan mempertimbangkan bahwa waktu jangan di-sia-sia-kan. Dalam istilah agama nilai derajat manusia diukur pada iman dan amal shaleh-nya. Mendorong manusia harus selalu peka terhadap lingkungan dan menganalisa keadaan agar selalu keadaan lebih baik dari semula.
Kecerdasan akal pikiran manusia harus diimbangi dengan kemampuan berprestasi. Kecerdasan akal pikiran yang berprestasi tinggi harus diimbangi dengan kekuatan iman. Bagi orang yang beriman segala bentuk hambatan dan rintangan dianggapnya sebagai cobaan dan ujian Allah,bukan sebagai penghalang yang tak dapat diatasi. Bahkan dengan segala hambatan dan rintangan itu manusia akan lebih memiliki kesungguhan dan ketangguhan

3. Dalam dunia wiraswasta dikenal sebutan : mampu mengenal problimatika diri”
Kegagalan dianggapnya sebagai sukses yang tertunda,sedangkan kesalahan dan kekalahan dipakai sebagai cambuk untuk memperoleh kemenangan.

Seorang yang memiliki iman tangguh sedikitpun tak pernah mengeluh,dan semangatnya pun tak pernah lumpuh,sebab senantiasa mau mengoreksi kesalahan dan kekalahan,sebagai tanda kelemahan makhluk Allah

4. Rasulullah,Nabi Muhammad saw adalah contoh suri teladan dalam sepak-terjang kehidupan,yang tidak pernah mengenal lelah dan menyerah dalam situasi dan kondisi bagaimanapun. Itulah yang disebut : uswatun hasanah (suri teladan yang baik). Nabi saw yang dahulunya hanya seorang anak peng-gembala dapat mengadakan revolusi total menghadapi Bangsa Arab jahiliyah saat itu yang dikenal sebagai masyarakat yang sangat jahil dan tidak ber-peri-kemanusia-an.


Akan tetapi dengan keyakinan,iman dan keteguhan pendiriannya,hanya dalam masa 22 tahun seluruh jazirah Arab berhasil beliau taklukan. Betapa besar prestasi beliau. Uswatun hasanah inilah yang harus menjadi pedoman para wiraswastawan/wirausahawan.

5. Islam mengalami kejayaan,ketika akal pikiran dan iman/wahyu berjalan berdampingan, sehingga orang Barat menyebutnya: Abad Keemasan (Golden Age)- nya Islam. Dimana kaum Muslimin menghadapi keadaan dengan penuh keberanian,dimana kebenaran yang diperjuangkan dengan penuh keyakinan sedikitpun tak tergoyahkan. Ruh jihad dan ijtihad yang diwariskan oleh Rasulullah diamalkan dengan penuh semangat. Sekali usaha dan kemauan dicetuskan,harus berjalan sampai titik darah penghabisan.Sekali terjun ke gelanggang,mereka harus menang. Tak pernah lari dari kenyataan,sebab apa yang dihadapi dianggap tugas dan kewajiban.


Akan tetapi ketika keyakinan sudah mulai rapuh,semangat sudah mulai lumpuh,penyakit perpecahan menjadi kambuh,datanglah negara Barat yang telah lama menunggu saat kelengahan dan perpecahan ummat Islam.Satu demi satu negara Islam menjadi daerah jajahan negara Barat.

6. Setelah menyadari atas kelengahan dan perpecahan ummat Islam maka terjadilah masa pembaharuan.
Dimana pembaharuan itu bermaksud menangkap kembali makna yang terkandung dalam ajaran Islam sebagai doktrin yang mampu memecahkan berbagai persoalan dalam liku-liku kehidupan. Dibangkitkan semangat jihad dan ijtihad,agar memiliki keberanian serta percaya terhadap kemampuan diri sendiri.


Di Indonesia semangat pembaharuan itu pertama kali masuk di daerah Sumatera Barat yang dipelopori oleh Imam Bonjol sehingga melahirkan Perang Paderi. Baru sesudah itu semangat pembaharuan merembes ke Jawa.

7. Lambat laun ummat Islam memiliki kembali harga diri dan mulai percaya pada kekuatan diri sendiri. Untuk itu bagaimana membenahi semangat persatuan terutama di kalangan usahawan guna menghadapi musuh kaum kolonial.dan dalam dunia perdagangan lahirlah Serikat Dagang Islam (SDI).
Mental wiraswasta seharusnya berani mengambil risiko yang diperhitungkan (manajemen risiko,risk management).

Sumber :
Buku Menggali Jiwa Wiraswasta Dalam Islam,oleh Imam Munawwir,Drs Ek
Code : Hmus-ci-jmt-020606


Tidak ada komentar: