Sabtu, 11 April 2009

mendayagunakan semua potensi


MENDAYAGUNAKAN SEMUA POTENSI
SEBAGAI REALISASI SYUKUR NIKMAT

1. Missi manusia terhadap alam dan kehidupan

(1). Allah menganugerahkan bumi,alam dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya tidaklah sia-sia. Semuanya itu diserahkan sepenuhnya kepada manusia untuk diolah dan dimanfaatkan,sebagai nikmat Allah, walau dihiasi dengan berbagai halangan dan rintangan
Dalam Al Qur’an Surat Ibrahim (14),ayat 34,Allah berfirman:
“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya.Dan jika kamu menghitung nikmat Allah,tidaklah dapat kamu menghinggakannya (menghitungnya).Sesungguhnya manusia itu,sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).”

(2). Arti : Syukur nikmat adalah mendayagunakan/mengolah/memanfaatkan nikmat Allah menuju ke arah taat kepada-Nya. Jangan menyia-nyiakan nikmat anugerah Allah . Memanfaatkan moril dan materil yang dimiliki. Dalam dunia wiraswasta,salah satu persyaratan mental yang harus dimiliki adalah kemampuan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada, tidak mudah menyerah kepada keadaan,walaupun menghadapi berbagai tantangan dan rintangan. Inilah yang disebut syukur nikmat yang dinamis.
Sejak Nabi Adam a.s. dalam memerangi alam,manusia dihadapkan dengan aneka ragam hambatan dan rintangan,yang kadangkala diluar dugaan. Banjir besar,tsunami,gunung meletus,tanah longsor,gempa bumi dan banyak macam lagi adalah merupakan kejadian dan peristiwa alam yang harus ditanggulangi. Semua kejadian atau peristiwa pasti mengandung hikmat, rahmat dan berkat yang tersembunyi ( blessing in disguise).Bumi serta kekayaan alam seisinya sampai sebutir zarrah sekali pun,diciptakan Allah Swt pasti mengandung makna dan tidak sia-sia.

(3). Arti : Kufur nikmat adalah menyia-nyiakan kekayaan,moril maupun materil,membiarkan modal apapun, tidak memperoleh daya guna apapun,sama artinya dengan menyia-nyiakan anugerah Allah.Itulah kufur nikmat
Alasan manusia yang mengatakan :”Tidak memiliki modal”,sebenarnya seperti lari dari kenyataan. Potensi sekeliling itulah pada hakekatnya sebagai modal. Dalam dunia wiraswasta,biar dia sarjana sekalipun,bila tidak mau dan tidak mampu memanfaatkan potensi yang dianugerahkan Allah,maka dia laksana kuli atau robot yang tak mampu berbuat apa-apa. Sebaliknya walau dia bukan sarjana dan hanya lulusan SD saja,akan tetapi dia mau dan mampu memiliki semangat yang enerjik,akhirnya dia memiliki status sosial yang lebih baik hamya lantaran mampu memanfaatkan potensi yang ada

2. Mendayagunakan potensi manusia

(1). Siapapun manusia yang lahir di dunia ini betapa pun hebatnya,baik fisik maupun akal fikirannya,dia tak mampu bergerak dan berbuat apa-apa,bila tanpa dukungan dan bantuan orang lain

Seseorang yang menginginkan menjadi pimpinan masyarakat,baik pemimpin resmi (formal leaders) pemimpin tak resmi (informal leaders) selalu memerlukan dukuangan,bantuan dan kepercayaan dari orang lain.


Seseorang harus mampu menempatkan dirinya selaras atau tidak bertentangan dengan apa yang dikehendaki masyarakat atau orang-orang lingkungannya.
Sering seseorang menganggap dirinya itu benar sendiri,tak mau mengalah biarpun salah, demi menjaga gengsi atau kehormatan, egoistis atau individualistis, mementingkan diri sendiri tanpa mengindahkan kepentingan orang lain, maka sikap dan perilaku seperti itu dapat merusak rasa kebersamaan.

Islam bukanlah doktrin yang mengajarkan egoisme,mementingkan diri sendiri dan juga bukanlah ajaran yang mengorbankan kepentingan diri sendiri demi keberhasilan orang lain. Islam adalah ajaran yang menghendaki keseimbangan antara keduanya,yaitu azas kebersamaan,untuk diri sendiri dan orang lain.

(2). Setiap makhluk Allah memiliki kelebihan dan kekurangan,apalagi manusia. Seseorang yang kaya ,misalnya,dia terpaksa memerlukan bantuan tenaga si miskin. Sekiranya si miskin bersatu-padu guna tidak membantu si kaya,maka si kaya tidak dapat berbuat banyak guna mengembangkan segala usahanya.
Sebaliknya si miskin pun akan mengalami kesulitan guna sekedar menambah biaya hidupnya,jika tanpa bantuan si kaya. Ternyata satu sama lain saling memerlukan.

Sumber :
Buku Menggali Jiwa Wiraswasta dalam Islam,oleh Imam Munawwir,Drs.Ek
Code : Hmus-ci-rb-060606

Tidak ada komentar: