Selasa, 07 April 2009

SUARA HATI MANUSIA AL ASMAUL HUSNA



SUARA HATI MANUSIA
(adalah laksana ‘percikan-percikan’)
AL ASMA’UL HUSNA

AL ASMA’UL HUSNA

Al Asma’ul Husna ( ismi=nama,husna=baik,indah) ialah nama-nama yang maha indah dari Allah Swt sendiri. Nama-nama itu jumlahnya ada 99 buah,yang sekaligus juga menunjukkan sifat-sifat Allah Swt yang Maha sempurna.

Al Asma’ul Husna tersebar dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Menurut Abdullah Sani dalam bukunya : “Asma’ul Husna dalam Komentar” mengungkapkan bahwa menurut penelitiannya di antara nama-nama itu, 76 nama terdapat dalam Al-Qur’an,s edangkan 23 nama lagi terdapat dalam Hadits

Mengenai jumlah nama Allah ini, Shemseddin Halveti al-Jerrahi dan Al-Hajj’ Sheikh Muzaffereddin mengemukakan dalam bukunya : “ Ninety-Nine Names of Allah “ :


“ Religious scholars have related that Allah has three thousand Names.
One thousands are only known by angels,1000 known only by prophets,
300 are in the Torah (Old Testament),300 are in Zabur (Psalms of David),
300 are in the New Testament,and 99 are in the Qur’an. This make 2.999
Names. One Name which has been hidden by Allah is called Ism Allah al-
a’zam : The Greatest Name of Allah “

“ ( Para ulama telah meriwayatkan bahwa Allah memiliki tiga ribu buah
nama. Seribu buah nama hanya diketahui oleh para malaikat,1000 buah
nama hanya diketahui para nabi,300 buah tercatat dalam Kitab Taurat
(Surat Perjanjian Lama),300 buah dalam Kitab Zabur (Kitab Puji-pujian
Nabi Daud),300 buah dalam Kitab Perjanjian Baru,dan 99 buah nama
terdapat dalam Al-Qur’an . Dengan demikian seluruhnya berjumlah
2.999 buah nama. Sebuah nama yang dirahasiakan oleh Allah disebut
Al Ismul A’zham. Nama Ter-Agung dari Allah )”

Al-Qur’an sendiri secara jelas menyebutkan Al Asma’ul Husna dalam beberapa surat,antara lain dalam :

Dalam Surat Thaaha (20),ayat 8 :
“ Dia-lah Allah,tidak ada Tuhan melainkan Dia,Dia mempunyai Al Asma
‘ul Husna (nama-nama yang baik) “

Dalam Surat Al A’raaf (7),ayat 180 mengungkapkan :
“ Hanya milik Allah Asma’ul Husna,maka bemohonlah kepada – Nya
dengan menyebut Asma’ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang
yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka
kerjakan.”

Dalam Surat Al Israa’ (17),ayat 110 Allah Swt berfirman :
“ Katakanlah,’Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.Dengan nama yang
mana saja kamu seru,Dia mempunyai al asma’ul husna (nama-nama yg baik),
dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan-
lah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah diantara kedua itu.”

Mengenai manfaat dan nilai yang tiada terhingga tingginya dari amalan Al Asma’ul
Husna ini diungkapkan oleh Rasulullah sendiri dalam sebuah hadits shahih :
“ Bahwasanya Allah mempunyai 99 buah nama,yakni seratus kurang satu.
Barang siapa menghafalkan seluruh nama itu,masuklah ia ke dalam surga”
(Shahih Bukhari)

Dengan demikian Al Asma’ul Husna dapat diartikan sebagai 99 buah nama indah dari Allah Swt yang bila dibaca,diingat (didzikirkan) dengan memenuhi tertib,rukun,dan syarat-syaratnya akan sangat bermanfaat dalam kehidupan dunia-akhirat serta mempunyai nilai ibadah.

Bila kita perhatikan Al Asma’ul Husna, jelaslah bahwa Al Asma’ul Husna selain me-
nunjukkan nama-nama Allah Swt, juga sekaligus mengungkapkan sifat-sifat Allah swt yang Mahasempurna,yang berdimensi tiada terhingga ( Maha ), yang tidak akan mungkin ada yang menyamainya. Itulah Allah Swt yang Mahaesa : Mahaesa dalam dzat-Nya,sifat-sifat-Nya,perbuatan-perbuatan-Nya,wujud-Nya, dalam menerima ibadah,dalam memberi hukum dan Mahaesa dalam manusia menyampaikan maksud dan kehendaknya.

Dengan demikian benar-benar dapat dipahami bila Allah Swt mempunyai : sifat laisa ka-mitslihii syai’un ( tidak serupa dengan ciptaan-Nya ), dan sifat wahdahuu laa syarikaa lah
( tidak ada yang menyamai-Nya )


‘PERCIKAN-PERCIKAN’ AL ASMA’UL HUSNA
Berbicara mengenai sifat-sifat Allah Swt,sebenarnya pada jiwa manusia terdapat ‘percikan-percikan ’ sifat-sifat itu,yaitu Al Asma’ul Husna, hanya saja dalam dimensi manusiawi yang serba terbatas,laksana percikan-percikan zarah halus. Buktinya manusia dapat bersifat : pandai,kaya,berkuasa,memaafkan,mulia,dan sebagainya,tetapi dalam dimensi manusiawi.
Sedangkan sifat-sifat Allah Swt seperti : Ar Rasyiid (Maha Pandai), Al-Ghaniyyu (Maha Kaya),Al Qadiiru (Maha Kuasa),Al ‘Afuwwu (Maha Pemaaf), dan Al ‘Azhiimu (Maha Agung/Mulia),dan sebagainya adalah jelas-jelas dalam dimensi Ketuhanan dengan derajat Maha Mutlak.

Dalam Surat As Sajdah (12)(Sujud),ayat 9 Allah berfirman :
“ Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan)
Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,penglihatan dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur.”
Apabila mencermati Surat As Sajdah ayat 9 diatas,dimana Allah Swt telah meniupkan roh-Nya yang bersifat mulia kepada manusia sejak usia 40 hari dalam kandungan ibu,maka sebenarnya Allah Swt telah meniupkan sifat-sifat-Nya ke dalam hati manusia. Sehingga Suara Hati manusia itu laksana percikan-percikan debu sifat-sifat Asma’ul Husna
Ninety-Nine Names of Allah ( atau 99 nama/sifat Allah Swt yang baik)
yang terdapat dalam Al-Qur’an,merupakan sumber dari segala Suara Hati manusia.

1. Ar Rahmaan, Maha Pengasih,kepada segala makhluk-Nya (umum)
2. Ar Rahiim, Maha Penyayang,kepada manusia beriman (khusus)
3. Al Malik, Maha Berkuasa,atas makhluk dan alam semesta
4. Al Qudduus, Maha Suci,atas segala noda dan rendah,yang baharu
5. As Salaam, Maha Menyelamatkan,sumber segala keselamatan
6. Al Mu’min, Maha Pemelihara Keamanan,sumber keamanan & ketentraman
7. Al Muhaimin, Maha Penjaga &Pemelihara,atas rezeki,kehidupan dan umur
8. Al Aziiz, Maha Mulia & Perkasa,sumber kekuatan & ketangguhan
9. Al-Jabbaar, Maha Perkasa,yang kehendak-Nya tidak dapat diingkari
10. Al-Mutakabbir, Maha Megah,pemilik segala kebesaran
11. Al Khaliiq, Maha Maha Pencipta,sluruh jagat raya ini atas kehendak-Nya
12. Al Baari’, Maha Melepaskan,suatu benda dari benda lain,keseimbangan
13. Al Mushawwir, Maha Pembentuk,dan pencipta aneka ragam rupa makhluk
14. Al Ghaffaar, Maha Pengampun,dosa jin dan manusia yang bertobat,kecuali syirik
15. Al Qahhaar, Maha Pemaksa,mampu memaksa makhluk-Nya atas kehendak-Nya
16. Al Wahhab, Maha Pemberi,yang melimpahkan karunia-Nya
17. Al Razzaaq, Maha Pemberi Rezeki,yang tiada putus2-nya kepada makhluk-Nya
18. Al Fattaah, Maha Pembuka (Rahmat),petunjuk yang benar dan salah
19. Al ‘Aliim, Maha Mengetahui,atas segala makhluk-Nya
20. Al Qaabidh, Maha Pencabut, mencabut kenikmatan dan menyempitkan rezeki
21. Al Baasith, Maha Melapangkan,rezeki dan kemudahan hidup
22. Al Khaafidh, Maha Merendahkan,martabat makhluk-Nya
23. Ar Raafi’, Maha Meninggikan,martabat makhluk-Nya
24. Al Mu’izz, Maha Pemberi Kemuliaan,kemuliaan,keluhuran dan terhormat
25. Al Mudzill, Maha Pemberi Kehinaan,hina-dina dan kerendahan
26. As Samii’, Maha Mendengar,suara hati bahkan yang lebih halus lagi
27. Al Bashiir, Maha Melihat,yang sehalus dan serahasia-rahasianya
28. Al Hakam, Maha Menetapkan Hukum,keputusan yang tepat atas segala perkara
29. Al’Adl, Maha Adil,mengatur setiap perkara dengan keadilan-Nya
30. Al Lathiif, Maha Lembut,penyantun dengan halus atas makhluk-Nya
31. Al Khabiir, Maha Waspada,atas setiap rahasia serta memahami maknanya
32. Al Haliim, Maha Penyantun,tidak cepat menjatuhkan hukuman orang berdosa
33. Al ‘Azhiim, Maha Agung,segala urusan ada dalam kuasa-Nya
34. Al Ghafuur, Maha Pengampun,kepada makhluk-Nya
35. Asy Syakuur, Maha Mensyukuri,pembalas jasa atas perbuatan baik makhluk-Nya
36. Al ‘Aliyy, Maha Tinggi,tidak ada yang mengatasinya
37. Al Kabiir, Maha Besar,tidak dapat dikira-kirakan
38. Al Hafiizh, Maha Pemelihara,tidak sulit dan tidak berat memelihara ciptaan-Nya
39. Al Muqiit, Maha Pemelihara,menjaga dan berkuasa atas makhluk-Nya
40. Al Hasiib, Maha Pembuat Perhitungan,mengetahui dan mencukupi kebutuhan
41. Al Jaliil, Maha Luhur,pemilik keagungan,kekayaan,kesucian,kmuliaan
42. Al Kariim, Maha Mulia,pemurah lagi mulia
43. Ar Raqiib, Maha Pengawas, sehingga tak mungkin lepas dari pengawasan
44. Al Mujiib, Maha Mengabulkan, menolong segala pemohonan makhluk-Nya
45. Al Waasi’, Maha Luas,kuasa dan rahmat-Nya
46. Al Hakiim, Maha Bijaksana,mengatur segala urusan dan hukum2-Nya
47. Al Waduud, Maha Mengasihi,dan dicintai oleh Makhluk-Nya
48. Al Majiid, Maha Mulia,pemberi nikmat tiada henti-hentinya
49. Al Baa’its, Maha Membangkitkan,makhluk-Nya di Hari Kiamat
50. Asy Syahiid, Maha Menyaksikan,yang hadir dimanapun tak lepas dari tilik-Nya
51. Al Haqq, Maha Benar,yang tetap dalam kebenaran
52. Al Wakiil, Maha Pemanggul Amanah,mampu mengatasi segala masalah
53. Al Qawiyyu, Maha Kuat,sumber kekuatan dan tidak merasa lelah
54. Al Matiin, Maha Kokoh,hebat, mampu dan teguh keputusan-Nya
55. Al Waliyyu, Maha Melindungi,senantiasa melindungi hamba-hamba-Nya
56. Al Hamiid, Maha Terpuji,tumpuan segala puja dan puji
57. Al Muhshii, Maha Penghitung,mengetahui jumlah dan ukuran apapun
58. Al Mubdi’, Maha Memulai,menciptakan makhluk2-Nya tanpa mencontoh
59. Al Mu’iid, Maha Mengembalikan,men-daur-ulang kehidupan,asal tidak ada-
hidup-mati-hidup kembali
60. Al Muhyi, Maha Menghidupkan,Dzat Yang Hidup dan Menghidupkan
61. Al Mumiit, Maha Mematikan,menentukan hidup mati makhluk-Nya
62. Al Hayyu, Maha Hidup,hiup kekal dan tidak berakhir dengan kematian
63. Al Qayyuum, Maha Berdiri Sendiri/Mandiri,tumpuan alam semesta,tidak pernah
lupa dan tidur,menguasai isi langit dan bumi
64. Al Waajid, Maha Menemukan,memperoleh apa-apa yang dikehendaki-Nya
65. Al Majiid, Maha Mulia,Dzat Yang Mahamulia
66. Al Wahiid, Maha Tunggal,Dzat,Sifat,Perbuatan,Nama dan Hukum-Nya
67. Al Ahad, Maha Esa, tiada duanya
68. Ash Shamad, Maha Dibutuhkan,tempat bergantung segala sesuatu
69. Al Qaadir, Maha Kuasa,mampu menetukan apa yang dikehendaki-Nya
70. Al Muqtadir, Maha Berkuasa,berkuasa dan menguasai semesta alam
71. Al Muqaddim, Maha Mendahulukan,apa yang patut didahulukan,mengubah
rencana yang trcatat dalam Lauh Mahfudz
72. Al Mu’akhkhir, Maha Mengakhirkan, menunda apa yang seharusnya terjadi
73. Al Awwal, Maha Permulaan,Dzat pertama ada dan tidak berpermulaan
74. Al Aakhir, Maha Akhir/Penghabisan,paling akhir,kekal abadi,tiada kesudahan
75. Azh Zhaahir, Maha Nyata,kebenaran,perbuatan dan ada-Nya
76. Al Baathin, Maha Ghaib/Tersembunyi,dari pancaindera manusia
77. Al Waalii, Maha Memerintah,mengarahkan,mengatur,dan merencanakan
78. Al Muta’aali, Maha Tinggi,dalam segala-Nya
79. Al Barr, Maha Dermawan,pemberi bermacam nikmat bagi makhluk-Nya
80. At Tawwaab, MahaPenerima Taubat,atas sifat-rahman-rahim-Nya,Dia senantiasa
menerima taubat hamba-hamba-Nya yang berdosa,kecuali syirik
81. Al Muntaqim, Maha Penyiksa,menghukum yang melanggar hukum-Nya dgn adil
82. Al ‘Afuww, Maha Pemaaf,pemaaf kpd hamba yang memohon maaf-Nya
83. Ar Ra’uuf, Maha Pengasih,mengungguli kasih saying orangtua kpd anaknya
84. Maalikul Mulki, Maha Menguasai Segala Kerajaan,memiliki kekuasaan abadi
85. Dzul JalaaliWal Ikraam, Maha Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan,bersifat Maha-
agung yang selayaknya dimuliakan
86. Al Muqsith, Maha Adil,dalam menjalankan keadilan dan hukum yang adil
87. Al Jaami”, Maha Penghimpun/Pengumpul,mengumpulkan di dunia dan akhirat
88. Al Ghaniyy, Maka Kaya,sangat sempurna kekayaan-Nya tidak memerlukan ban –
tuan makhluk-Nya
89. Al Mughniy, Maha Pemberi Kekayaan,pemberi kekayaan kpd hamba-hamba-Nya
90. Al Maani’, Maha Mencegah,mencegah segala sesuatu,baik marabahaya,bencana
alam,maupun kenikmatan yang didambakan
91. Adh Dhaarr, Maha Pemberi Derita/Bahaya,memberi penderitaan makhluk-Nya
92. An Naafi’, Maha Pemberi Manfaat,memberi kemanfaatan dan kebaikan
93. An Nuur, Maha Bercahaya,kpd semesta alam,wajah,jiwa dan kalbu hamba-Nya
94. Al Haadii, Maha Pemberi Petunjuk,membibing ke jalan keselamatan
95. Al Badii’, Maha Pencipta,semesta alam tanpa mencontoh
96. Al Baaqii, Maha Kekal,kekal abadi tidak mengalami perubahan,tidak akan
binasa dan berakhir
97. Al Waarits, Maha Pewaris,pemilik segalanya,manusia pemilik sementara,para
Hari Kiamat Dia akan mewarisi jagat raya beserta isinya
98. Ar Rasyiid, Maha Pandai,membimbing dan menunjukkan manusia ke jalan lurus
99. Ash Shabuur, Maha Penyabar,sabar tidak cepat memberi pembalasan , berkenan
menerima tobat atas segala dosa,kecuali dosa syirik

Sifat-sifat itulah yang sering muncul sebagai suatu dorongan yang dirasakan dalam berbagai situasi yang berbeda. Bisa berupa : larangan,peringatan,atau keinginan,bahkan berupa bimbingan.Itulah bisikan roh Allah Swt yang Suci dan Mulia

Dalam hal itu manusia dianjurkan agar senantiasa meningkatkan akhlak kerohaniannya sebaik dan sesempurna mungkin,sesuai dengan nasihat Rasulullah :
“ Hiasilah dirimu dengan akhlak-akhlak (atau: sifat pekerti) Allah.”Takhallaquu
bi’akhlaaqillaah.”

Salah satu cara untuk mencapai tujuan itu ialah dengan berusaha memahami benar-benar makna Al Asma’ul Husna,menghayati dan mencoba mengamalkan sifat-sifat dan perilaku yang baik itu dalam kehidupan sehari-hari

Latihlah Kecerdasan Emosi (Emotion Qoutient) yang telah kita miliki. Kenali dan pergunakan Suara Hati, mulai dari hal-hal kecil dalam kebiasaan sehari-hari.

Contoh sederhana keseharian :
- Mungkin anda kasihan melihat seorang pengemis
Suara hati anda bicara : “Bantulah”
Ikutilah karena itu percikan Ar Rahmaan (Maha Pengasih),yang selalu ingin memberi
- Mungkin anda buang puntung rokok sembarangan
Suara hati anda bicara : “Jagalah kebersihan”

Ikutilah.....karena itu percikan Al Qudduus ( Maha Suci ),ingin bersih,menolak noda
- Mungkin anda suka berbohong
Suara hati anda bicara : “ Jujurlah”
Ikutilah karena itu percikan Al Haqq (Maha Benar),yang tetap dalam kebenaran
-Mungkin anda menyumbang kepada orang tak punya,tapi disertai riya dan sombong
Suara hati anda bicara :” Jangan mencari pujian”
Ikutilah karena itu percikan Ar Raqiib (Maha Pengawas),tak lepas pengawasan-Nya
Teruskan latihan-latihan mendengar suara hati itu sehingga mata hati terbuka dan mendengar suara hati dengan jelas.

Dzikir Al Asma’ul Husna adalah suatu bentuk ibadah yang dilakukan dengan jalan menyebut-nyebut,membaca,merenung dan menghayati nama-nama Allah dan makna-nya,baik nama tertentu (misal: Al Ghafuuru,Al Lathiifu) maupun seluruh nama Allah yang banyaknya 99 itu.

Dzikir Al Asma’ul Husna adalah tindak ibadah yang pada hakekatnya merupakan kegiatan rohaniah, yang juga memberikan pengaruh pada kehidupan kejiwaan dan kesehatan jasmani. Manfaat dzikrullah adalah kemungkinan terbina hubungan yang mantap antara hamba dan Tuhan ( Hablum Minallaah ) sedangkan timbulnya perasaan tenang dan tenteram merupakan salah satu manfaat (kejiwaan) diantara sekian banyak manfaat

TATA CARA MELAKSANAKAN DZIKIR AL ASMA’UL HUSNA
Dasar-dasar pelaksanaan teknis dzikrullah difirmankan Allah Swt dalam Surat Al A’raaf
Ayat 205 sebagai berikut:

“Dan sebutlah (Nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut,dan dengan tidak mengeraskan suara,di waktu pagi dan petang,dan jangan-
lah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”

Dari ayat ini nyatalah bahwa pelaksanaan dzikir harus didasari oleh kerendahan hati,me-
nyebut-nyebut nama Allah di dalam hati (maksimal berbisik halus),dan dilakukan secara terus menerus (continue) sebanyak-banyaknya.

Tata cara yang sebaiknya diiuti dalam melaksanakan dzikrullah umumnya dan dzikir khusus Al Asma’ul Husna adalah :

(1). Sebelum berdzikir membersihkan diri lebih dahulu
(2). Memasang niat dan itikhad yang baik
(3). Memahami benar makna Al Asma’ul Husna yang didzikirkan
(4). Dzikir dilakukan di dalam hati,paling keras berbisik lembut
(5). Berdzikir banyak-banyak,berkesinambungan,dan tidak lalai melakukannya
(6). Memilih waktu dan tempat yang menunjang kekhusyukan berdzikir,misal: me-
milih tempat yang bersih,sunyi,dan saat-saat makbul untuk berdoa
(7). Sebaiknya mendapat bimbingan dan petunjuk dari ahlinya,yakni ahli dzikir
Al Asma’ul Husna,yang benar-benar memiliki metodik dan teknis berdzikir
Sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan Hadits


Dengan memenuhi tata cara dan tertib berdzikir,terutama dengan senantiasa mengharap-kan ridha-Nya,maka mudah-mudahan dengan izin-Nya juga melimpahlah rahmat Allah Swt dan fadhilah Al Asma’ul Husna kepada semua yang secara serius melaksanakan amal ibadah dzikrullah

====================================================================
Sumber : 1. Al-Qur’an dan Terjemahnya oleh Departemen Agama Republik Indonesia
2. Ringkasan Shahih Al-Bukhari oleh Imam Az-Zabidi (Pakar Hadis Abad XV)
3. Al Asma’ul Husna dalam Buku Do’a ,oleh Dr Miftah Faridl
4. Al Asma’ul Husna,oleh Prof Dr Mulyono Gandadiputra dan H Amir Hamzah
5. Al Asma’ul Husna dalam buku ESQ (Emotional Spiritual Quotient) Berdasarkan
6 RukunIman dan 5 Rukun Islam oleh Ary Ginanjar Agustian,ESQ Leadership
Center (ELC),Jakarta
Disusun: Oleh HMU Suwendi – Ci – Snn – 160106
Editor : Oleh Hj Tini Sukartini Suwendi/Arief P.Suwendi
Ilustrasi; http://kaffah4829.files.wordpress.com
=================================

Tidak ada komentar: